MUA Hanya Merias? Apa Skill Yang Harus Dimiliki


Perias atau yang lebih dikenal dengan istilah make-up artist (MUA) adalah orang-orang yang melakoni pekerjaan merias wajah, terkadang juga menata rambut klien untuk berbagai kepentingan. Mulai dari pesta, wisuda, pernikahan, ataupun keperluan pemotretan, panggung, dan peragaan. Seorang MUA dituntut untuk menguasai berbagai teknik merias, seperti contouring, shading, blending, dan sebagainya. Bukan hanya itu, mereka juga harus bisa memperkirakan gaya makeup seperti apa yang cocok untuk setiap orang.

Memangnya, seperti apa tugas dan tanggung jawab mereka?

Umumnya, MUA bekerja secara freelance dan mendatangi klien. Namun, terdapat juga MUA yang bekerja di salon atau untuk acara-acara tertentu seperti pernikahan, pementasan, hingga photoshoot. Mereka juga dapat bekerja dalam sebuah tim yang terdiri dari Penata Rambut (Hairdresser) dan Penata Busana (Fashion Stylist).

1. Merias wajah sesuai dengan kebutuhan klien 

Tugas utama seorang makeup artist adalah merias wajah. Namun, tak sekadar merias atau mengaplikasikan make-up, seorang MUA juga harus bisa menyesuaikan riasan dengan kebutuhan setiap klien.

Sebagai contoh, make-up untuk acara pernikahan tentu akan berbeda dari make-up untuk pemotretan editorial. Tak hanya itu, MUA juga harus mampu menyesuaikan make-up dengan request klien.

2. Memilih dan menggunakan produk make-up yang tepat 

Salah satu skill dasar seorang MUA yaitu mampu menyesuaikan produk make-up yang tepat untuk setiap klien. Tidak semua make-up dan riasan cocok untuk semua klien. Sebab, tiap klien memiliki tipe dan kondisi kulit wajah yang berbeda.

Karena itu, MUA harus bisa memilih produk make-up yang sesuai dengan kebutuhan kulit wajah masing-masing klien. Sebagai contoh, produk make-up berbasis minyak (oil-based) kurang cocok untuk klien yang memiliki oily skin, sehingga make-up artist harus menggunakan produk make-up lain.

3. Menjaga kebersihan dan kesehatan peralatan make-up 

Seorang MUA juga bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan seluruh alat dan produk make-up. Peralatan make-up, seperti brush dan spons, harus dibersihkan dengan teknik yang tepat secara rutin. Tujuannya untuk menghindari terjadinya breakout, iritasi, atau jerawat pada kulit klien.

Lalu, apabila ada peralatan make-up yang kondisinya sudah tidak layak, MUA juga harus segera menggantinya dengan yang baru. Tentu supaya bisa selalu memberikan hasil riasan terbaik bagi klien.

4. Berkomunikasi dengan klien untuk memahami kebutuhan mereka

Seperti yang telah disebutkan, menjadi MUA artinya kamu harus mampu memberi make-up sesuai kebutuhan dan kondisi kulit wajah. Hal ini hanya bisa terwujud melalui komunikasi dengan klien bersangkutan.

Oleh sebab itu, seorang MUA juga bertugas melakukan komunikasi aktif dengan setiap klien. Tugas satu ini bahkan biasanya sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum hari-H acara, sehingga MUA bisa mempersiapkan peralatan make-up yang dibutuhkan.  

5. Bekerja sama dengan tim kreatif lainnya 

MUA adalah profesi yang fokus pada riasan wajah. Itulah kenapa biasanya MUA sering bekerja sama dengan tim kreatif lain untuk meningkatkan penampilan klien.

Namun, kolaborasi ini tidak dilakukan setiap saat, melainkan tergantung kebutuhan pada acara klien. Misalnya, hair stylist dan hijab stylist ikut hadir saat menangani klien acara wisuda atau pernikahan. Juga ketika pemotretan editorial, maka kehadiran fashion stylist tidak boleh absen di lokasi.

Posting Komentar

0 Komentar